Rabu, 01 Oktober 2008

Belajar membuat resensi

KOMEDI DALAM KESEDIHAN

Judul novel : DO (drop out)
Penulis : Arry Risaf Arisandi
Penerbit : Gagas Media
Cetakan : Pertama, 2006
Tebal : (viii + 190) hal
Harga : Rp 21.000, 00


Siapa yang tidak kenal istilah DO ? ya Drop Out. Pastinya istilah itu adalah sebutan untuk orang – orang yang gagal. Oleh karena itu, banyak orang berpikir kalau DO itu menyedihkan bahkan sangat menyedihkan. Arry Risaf mencoba melihat Do dari sisi yang lain, yang dituangkan dalam sebuah karya berbentuk novel berjudul “DO”.
DO, judul novel ini tidak hanya mengisahkan kisah sedih dari DO yang sebenarnya, tetapi lebih menceritakan hal – hal lucu dari DO yang sebenarnya yang dapat membuat para pembacanya tertarik dan tertawa terbahak – bahak ketika membacanya.
Novel ini bercerita tentang seorang mahasiswa yang sampai tujuh tahun belum juga lulus dan menjadi sarjana. Anehnya, ia bisa kuliah di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) di Bandung dan ia diterima di jurusan Akuntansi.
Banyak orang tidak percaya kalau Jemi, Si Mahasiswa Abadi yang tidak pernah punya cita – cita itu bisa masuk di PTN. Padahal kalau dilihat dari rapotnya semasa sekolah dulu, nilai- nilainya tidak pernah memuaskan, anehkan?
Tapi Arry Risaf tidak habis – habisnya berpikir. Ia mencari – cari kelucuan di balik kehidupan Jemi yang menyedihkan selama di Bandung.
Novel ini dimulai dengan adanya peraturan baru yang mengharuskan mahasiswanya lulus pada tahun ke-7. Jemi Si Mahasiswa Abadi inipun menjadi bingung tentang bagaimana caranya supaya lulus, karena kalau tidak ia akan di DO.
“Kurang motivasi. Itu kali yang bikin kuliahku kacau. Kenapa aku kurang motivasi? Mungkin aku nggak punya cita – cita. Aku lebih suka membiarkan hidupku mengalir kayak banjir. Nyusahin orang banyak.” (Hal 92)
Dan karena itulah, Jemi berusaha untuk mengubah cara hidupnya dengan membiasakan diri untuk melakukan hal – hal yang positif yang dapat membuatnya lulus. Tetapi tetap saja ia kesusahan mengubah gaya hidupnya.
“Tadi malem aku janji mau bangun pagi, tapi ternyata bangun pagi itu di luar kekuasaanku, kayak mati dan jodoh. Nggak peduli seberapa keras aku berusaha, tetep aja aku bangun pukul delapan.” (Hal 4)
Kejadian ini sering terjadi sebelumnya. Sampai akhirnya ia bertemu dengan “Leah”, teman kuliahnya sekaligus pujaan hatinya dulu. Yang sekarang ia menjadi dosennya sendiri. Tetapi untungnya, Leah masih mau membantunya untuk menyeesaikan SKSnya tahun ini.
Bukan hanya Leah, Doktor M, dosen Statistik yang menyebalkan itu juga bersedia membantunya. Asalkan, ada perjanjiannya.
“Jangan sampai gagal, Jemi. Saya sangat menginginkan cewek ini.”
“Saya pertaruhkan jiwa raga teman – teman kost saya. Ngomong – ngomong, siapa cewek yang telah mencairkan hati anda, Doktor M?
“Leah” (Hal 30)
Dari sini sudah mulai tampak gejolak yang terjadi, dan Jemi pun harus memilih antara nilai ujian yang memuaskan atau Leah, wanita idaman hatinya sejak dulu. Belum lagi masalah keuangan Jemi bertambah setelah ayahnya di PHK, Jemi pun menjadi ingin cepat – cepat lulus.
Sepertinya Arry Risaf, penulis novel ini tahu betuk bagaimana kehidupan orang – orang yang susah untuk lulus, walaupun sudah kuliah selama bertahun – tahun. Arry Risaf tidak hanya berpikir dari sisi lucunya saja, ia juga memercikkan sedikit cerita cinta untuk mewarnai kehidupan Jemi. Kisah cinta antara Jemi, Leah dan Doktor M yang lucu dan menyedihkan membuat para pembaca penasaran bagaimana akhir cerita cinta diantara mereka dan bagaimana nasib Jemi selanjutnya.
Arry Risaf ternyata berpikir lain dari yang kita harapkan. Ia tidak menceritakan Jemi lulus dalam ujian, melainkan ia memberikan jalan lain untuk Jemi dalam menjalani hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan pastinya akan memberikan jalan keluar untuk semua masalahnya.
Sayangnya, novel ini tidak banyak menyinggung tentang nilai- nilai moral dalam kehidupan, seperti bagaimana seorang mahasiswa menghormati dosennya dan sebaliknya. Akhir cerita Jemi dan Leah selanjutnya pun tidak jelas. Selain itu, dalam novel ini tidak mencantumkan nilai – nilai budaya yang ada di Indonesia. Sehingga pembaca sebaiknya tidak meniru sisi- sisi negatif yang banyak terdapat dalam novel ini. Karena sebenarnya novel ini bertujuan untuk menghibur dan menghilangkan stress para pembacanya.

Tidak ada komentar: